RINDUKU WISMAKU

RINDUKU WISMAKU

(sebuah tulisan lama dari seorang teman)












 Ramadhan segera datang. Tinggal hitungan jari. Kenanganku langsung tertuju pada wismaku, tempat dimana “laskar nusantara” berkumpul untuk mewujudkan hajat yang dibawa dari rumah masing-masing. Mungkin saja esok nanti di antara kita ada yang jadi presiden meneruskan kepemimpinan di republic ini, mungkin juga ada yang jadi menteri, ada yang jadi pengusaha, ada yang jadi karyawan sukses, atau bahkan mungkin ada juga yang jadi penerus pekerjaan bapak masing-masing di desa, garap sawah. Semua rangkaian motivasi itu bermuara pada dua kata, sukses bersama! Semoga saja bisa!

Rinduku wismaku. Tempat di mana kami pernah berkumpul, bercanda, tertawa, bahkan juga bertengkar, berselisih pendapat dengan idealism masing-masing. Tempatnya memang tak begitu bagus. Cukup ada kamar mandi, dan sekat ruang untuk bisa tidur, layaknya ikan pindang berjejeran. Harga sewanya masih jauh di bawah harga sewa kos. Meskipun murah, ternyata masih sulit juga kami mengumpulkan uang untuk membayarnya. Terlambat bayar, sudah menjadi kebiasaan. Beruntung si empunya berhati mulia. Semoga kebaikan hatinya, Allah ganti kelak dengan rumah terbaik yang ada di surga. 


Ada yang tak ku rasakan sekarang. Bermain futsal di pagi hari ba’da subuh, rutinitas sholat berjamaah di masjid, tilawah al quran yang mengisi sudut-sudut sekat ruang, menanak nasi untuk makan bersama, bakar-bakar ikan sebagai aktivitas penambah gizi, rasanya begitu sempurna dan indah sekali untuk selalu kami kenang. Pernah suatu hari, di antara kita kehabisan bekal untuk hidup. Yang tersisa adalah beberapa gelas beras. Tak ada lauk, maka kami coba mencari dan mengumpulkan, koin seratus demi seratus di sela-sela sekat ruang. Jangan remehkan keberadaan koin pecahan. Kumpulkan saja, kelak suatu saat mungkin dibutuhkan. Kalaupun tidak, salurkan saja ke lembaga amil zakat yang ada, seperti Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Rumah Zakat, Lazis, DPU DT, atau LAZ yang lain sebagai tabungan akhirat kita. Alhamdulillah koin terkumpul sebanyak dua ribu lima ratus. Uang tersebut lalu dibelikan tempe penyet dapat tiga biji. Sengaja kami minta sama penjualnya agar sambalnya dibanyakin. Maklum biar cukup untuk lauk. Alhamdulillah kenyang juga. Nikmatnya makanan bukan terletak dari mahalnya harga, tetapi rasa syukurnya. 



Ramadhan kembali datang. Bulan penuh berkah, “bulan madu”nya orang-orang beriman. Dan bulan penolong, bagi anggota wisma. Ya! Karena banyak ifthor, lumayan bisa irit, hemat pengeluaran! Bahkan terkadang, dari ifthor bisa juga untuk makan sahur. Tinggal tandai saja lalu datang ke masjid mana yang menyediakan ifthor banyak, dan lumayan gizinya. Hari ini keberadaan kami sudah terpencar. Ada yang sudah sibuk dengan istri, anak, dan calon anaknya. Ada juga yang sedang sibuk untuk menjemput istri, ada yang sedang berjuang untuk segera keluar dari aktivitas perkuliahan, ada yang sedang bergulat untuk mengalahkan penyakit nganggurnya, dan banyak hal lainnya. Jarak boleh terbentang, tetapi ukhuwah kita selalu tersambungkan. Semoga di tempat kita masing-masing, masih ada orang yang ikhlas untuk mengingatkan untuk segera tilawah, masih ada yang membangunkan untuk bisa mengisi qiyamul lail sebelum makan sahur, masih ada orang-orang yang ikhlas untuk menasehati dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada kita, masih ada orang yang mau mendengarkan dan membenarkan hafalan Quran kita. 



Kita pernah berkumpul dan berjuang bersama. Langkah dan visi kita, pernah kita utarakan bersama di wisma. Sudah saatnya kita wujudkan visi kita itu, untuk diri sendiri, untuk ayah ibu, untuk keluarga, dan untuk umat. Kita yakin kita mampu, karena Allah selalu ada untuk hamba-Nya yang senantiasa dekat dengan-Nya.


Dahulu kita pernah berkumpul bersama
Belajar bersama
Untuk mendengarkan
Untuk saling menasihati
Untuk saling berbagi
Untuk saling mengisi
Untuk saling mengerti
Pertemuan kita bukanlah tanpa sebab
Tetapi Allah telah memilihnya
Bahwa kita memang harus bertemu
Semoga Allah kelak mempertemukan kembali
Di wisma-Nya, di Surga-Nya
Amin ya Robb.


NB :
(Ditulis ulang oleh om bach) dengan sumber akun facebook edi setiono, mengingatkan kita bahwa kita pernah berada diwisma , kenangan itu emas. 
foto wisma tidak bisa ditemukan karena kurangnya berbagai sumber



tempat syuro di daerah Pleburan . Tanjakan NH

Posting Komentar

0 Komentar